close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Juru bicara Kemenperin Febri Hendri Antoni Arif menyampaikan, rilis Indeks Kepercayaan Industri (IKI) Desember 2022, Jumat (30/12/2022). Tangkapan layar YouTube Kemenperin
icon caption
Juru bicara Kemenperin Febri Hendri Antoni Arif menyampaikan, rilis Indeks Kepercayaan Industri (IKI) Desember 2022, Jumat (30/12/2022). Tangkapan layar YouTube Kemenperin
Nasional
Jumat, 30 Desember 2022 16:58

Indeks Kepercayaan Industri Desember 2022 naik menjadi 50,9

IKI menjadi gambaran kondisi industri pengolahan dan prospek kondisi bisnis selama enam bulan ke depan di Indonesia.
swipe

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) merilis Indeks Kepercayaan Industri (IKI) periode Desember 2022 yang berhasil dihimpun dari hasil survei terhadap 8.277 perusahaan industri. Hasil survei tersebut menunjukkan, IKI Desember 2022 mengalami peningkatan sebesar 50,90 atau naik 0,01 dari IKI November 2022 yang sebesar 50,89.

IKI ini menjadi gambaran kondisi industri pengolahan dan prospek kondisi bisnis selama enam bulan ke depan di Indonesia. IKI juga digunakan untuk mendiagnosa permasalahan sektor industri serta penyelesaiannya secara cepat dan tepat.

Juru bicara Kemenperin Febri Hendri Antoni Arif menjelaskan, sebanyak 11 subsektor mengalami ekspansi dengan share terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 74,9%. Menurutnya, banyak sektor industri pengolahan atau manufaktur dengan kapasitas besar, pada Desember ini mengalami status ekspansi atau IKI nya di atas 50.

“Ini artinya, sektor-sektor yang mengalami ekspansi ini adalah sektor-sektor yang share PDB nya besar,” kata Febri dalam pemaparannya di acara Rilis IKI Desember 2022, Jumat (30/12).

12 subsektor mengalami kontraksi sebesar 25,1%, dan ini menurun dibanding bulan lalu sebesar 28,7%

“Penyebab utama 11 subsektor ekspansi karena naiknya status subsektor industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia dan barang dari bahan kimia yang memiliki share terhadap PDB industri pengolahan nonmigas sebesar 7,2%, meningkat nilai IKI nya dari kontraksi menjadi ekspansi,” ujar Febri menambahkan.

Secara umum, perusahaan industri mengakui kondisi kegiatan usaha mereka di Desember lebih stabil dibandingkan November.

Pada kesempatan lain, Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita memprediksi sektor industri manufaktur di 2023 akan tumbuh di kisaran 5,1% hingga 5,4%. Target ini setara dengan capaian US$225 miliar hingga US$245 miliar.

“Kenaikan proyeksi ini sejalan dengan nilai investasi yang kami perkirakan akan mencapai Rp450 triliun sampai Rp470 triliun di 2023,” tutur Agus.

Naiknya sektor industri manufaktur juga diyakini Agus akan menambah penyerapan tenaga kerja sebanyak 19,2 juta hingga 20,2 juta orang pada 2023. Kendati demikian, pertumbuhan ekonomi global yang diperkirakan masih lambat karena inflasi tinggi, depresiasi nilai tukar rupiah, konflik geopolitik tingkat global, dan potensi ketidakstabilan permintaan ekspor masih menjadi tantangan yang harus dihadapi. 

img
Erlinda Puspita Wardani
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan